Apa Itu Kemampuan Bersosialisasi bagi IBK?
Kemampuan bersosialisasi adalah keterampilan untuk berinteraksi, memahami, dan merespons orang lain dalam berbagai situasi sosial. Bagi individu berkebutuhan khusus (IBK), seperti anak dengan autisme, ADHD, atau gangguan perkembangan lainnya, keterampilan ini sering menjadi tantangan. Melatih keterampilan sosial sejak dini dapat membantu mereka membangun hubungan yang lebih baik dengan teman sebaya, keluarga, dan lingkungan sekitarnya.
Tanda-Tanda Anak Membutuhkan Bantuan untuk Bersosialisasi
✅ Kesulitan Memulai atau Menjaga Percakapan – Tidak tahu bagaimana memulai interaksi atau sering mengalami kesulitan memahami isyarat sosial.
✅ Kurang Kontak Mata atau Ekspresi Wajah yang Minim – Cenderung menghindari kontak mata atau menunjukkan ekspresi wajah yang kurang sesuai dengan situasi.
✅ Sulit Beradaptasi dengan Aturan Sosial – Tidak memahami konsep berbagi, menunggu giliran, atau menyesuaikan perilaku dalam kelompok.
✅ Cenderung Menyendiri atau Menghindari Interaksi – Tidak tertarik bermain atau berbicara dengan orang lain.
Terapi yang Membantu Meningkatkan Kemampuan Sosial pada IBK
- Terapi Okupasi
- Menggunakan pendekatan berbasis aktivitas untuk membantu anak memahami dan merespons isyarat sosial.
- Melatih regulasi emosi dan keterampilan komunikasi dalam situasi sosial yang nyata.
- Transcranial Magnetic Stimulation (TMS)
- Menggunakan medan magnet untuk merangsang area otak yang berperan dalam interaksi sosial dan regulasi emosi.
- Studi menunjukkan bahwa TMS dapat membantu meningkatkan perhatian sosial dan respons emosional pada anak dengan autisme.
- Transcranial Direct Current Stimulation (tDCS)
- Menggunakan arus listrik rendah untuk meningkatkan aktivitas otak yang terkait dengan fungsi sosial dan komunikasi.
- Terapi ini dapat membantu memperbaiki pemrosesan sosial dan meningkatkan kemampuan memahami ekspresi wajah serta emosi orang lain.
Kesimpulan
Individu berkebutuhan khusus dapat mengembangkan keterampilan sosial dengan intervensi yang tepat. Dengan kombinasi terapi okupasi, TMS, dan tDCS, mereka dapat belajar berkomunikasi lebih baik, memahami aturan sosial, serta meningkatkan kualitas hubungan dengan lingkungan sekitar.
Referensi
- Frolli, A., Savarese, G., Bosco, A., et al. (2022). The effectiveness of social skills training in improving adaptive behaviors of children with autism spectrum disorder. International Journal of Environmental Research and Public Health, 19(1), 249. https://doi.org/10.3390/ijerph19010249
- Enticott, P. G., Kennedy, H. A., Rinehart, N. J., et al. (2021). Enhancing social functioning in autism spectrum disorder using transcranial magnetic stimulation (TMS): A systematic review. Neuroscience & Biobehavioral Reviews, 125, 244–258. https://doi.org/10.1016/j.neubiorev.2021.02.025
- Dickerson, K. L., Rahman, T., Ke, X., et al. (2020). Transcranial direct current stimulation (tDCS) to improve social communication in autism spectrum disorder: A randomized controlled trial. Autism Research, 13(6), 1014–1025. https://doi.org/10.1002/aur.2286
- Westwood, S. J., Radua, J., & Rubia, K. (2021). Non-invasive brain stimulation in children and adults with social communication difficulties: A systematic review. Neuroscience & Biobehavioral Reviews, 124, 274–295. https://doi.org/10.1016/j.neubiorev.2021.01.023