Apa Itu Play Therapy?
Play therapy atau terapi bermain adalah pendekatan psikoterapi yang menggunakan permainan sebagai alat utama untuk membantu anak mengekspresikan emosi, memahami pengalaman mereka, dan memecahkan masalah. Terapi ini sering digunakan untuk anak-anak karena mereka belum memiliki kemampuan untuk mengungkapkan perasaan dan pengalaman mereka secara verbal seperti orang dewasa. Dalam lingkungan yang aman dan mendukung, terapis menggunakan permainan untuk membantu anak memproses trauma, mengembangkan keterampilan sosial, dan meningkatkan kesehatan mental.
Cara Mudah Mengenali Tanda-Tanda Anak Memerlukan Play Therapy
Anak mungkin membutuhkan play therapy jika mereka menunjukkan tanda-tanda berikut:
Perubahan Emosional: Anak tampak sering cemas, sedih, atau marah tanpa alasan yang jelas.
Kesulitan Perilaku: Anak menunjukkan agresi, perilaku destruktif, atau mengalami kesulitan di sekolah.
Masalah Sosial: Kesulitan menjalin hubungan dengan teman sebaya atau anggota keluarga.
Trauma: Anak mengalami peristiwa traumatis seperti kehilangan orang terdekat, perceraian orang tua, atau kekerasan.
Gangguan Perkembangan: Anak dengan autisme, ADHD, atau gangguan perkembangan lainnya yang memengaruhi komunikasi dan perilaku mereka.
Kapan Anak Membutuhkan Play Therapy?
Play therapy dapat membantu anak di berbagai situasi, termasuk:
Setelah mengalami trauma emosional atau fisik.
Ketika menghadapi perubahan besar, seperti pindah sekolah, perceraian orang tua, atau kehilangan.
Ketika anak menunjukkan kesulitan dalam mengelola emosi atau perilaku yang tidak sesuai dengan usianya.
Sebagai bagian dari pendekatan intervensi untuk anak dengan gangguan perkembangan atau neurologis.
Pendekatan Terapi yang Mendukung Play Therapy
Selain menggunakan permainan sebagai alat utama, terapi ini sering dikombinasikan dengan pendekatan lain untuk hasil yang optimal:
Transcranial Magnetic Stimulation (TMS)
TMS dapat digunakan untuk membantu anak dengan gangguan emosional atau neurologis. TMS adalah terapi non-invasif yang merangsang otak untuk mengatur emosi dan meningkatkan fokus anak, yang mendukung efektivitas play therapy.
Transcranial Direct Current Stimulation (tDCS)
tDCS melibatkan penggunaan arus listrik lemah untuk meningkatkan fungsi otak. Ini dapat membantu anak-anak dengan gangguan perkembangan atau kesulitan belajar yang memengaruhi kemampuan mereka dalam bermain dan berinteraksi.
Terapi Okupasi
Terapi okupasi dapat melengkapi play therapy, terutama untuk anak-anak dengan kesulitan sensorik, motorik, atau sosial. Terapis okupasi membantu anak mengembangkan keterampilan fisik dan sosial yang diperlukan untuk bermain dan berinteraksi lebih efektif.
Kesimpulan
Play therapy adalah pendekatan yang lembut namun sangat efektif untuk membantu anak mengatasi berbagai masalah emosional, sosial, dan perkembangan. Jika Anda merasa anak Anda menunjukkan tanda-tanda memerlukan play therapy, berkonsultasilah dengan profesional kesehatan mental untuk mendapatkan bantuan yang sesuai.
Referensi
American Psychological Association (APA). (2020). Play therapy: What parents need to know. Retrieved from https://www.apa.org
Bratton, S. C., & Ray, D. C. (2021). Evidence-based play therapy practices for children with trauma. Journal of Child and Adolescent Counseling, 7(3), 202–217. https://doi.org/10.1080/23727810.2021.1876573
Lefaucheur, J. P., Aleman, A., Baeken, C., & Langguth, B. (2020). Evidence-based guidelines on the therapeutic use of repetitive transcranial magnetic stimulation (rTMS). Clinical Neurophysiology, 131(2), 474–528. https://doi.org/10.1016/j.clinph.2019.11.002
Ogundele, M. O. (2022). Behavioral and emotional disorders in childhood: A brief overview for pediatricians. World Journal of Clinical Pediatrics, 11(2), 151–165. https://doi.org/10.5409/wjcp.v11.i2.151
Ziv, Y., & Hadad, U. (2020). Supporting play skills and emotional regulation in children with developmental disorders. Journal of Early Childhood Research, 18(4), 322–335. https://doi.org/10.1177/1476718X20942626